Halaman

Kamis, 13 Maret 2014

4 Kata Yang Diucapkan Penjual Yang Sebenernya Gak Penting


4-Kata-yang-Diucapkan-Penjual-yang-Sebenernya-Gak-Penting

Tingkat keramahan orang Indonesia sudah tersebar ke berbagai penjuru dunia. Mungkin karena alasan itu kali ya orang Indonesia jadi mudah bergaul. Pokoknya udah bukan suatu hal yang aneh lagi kalau orang Indonesia terkenal ramah, apalagi sama Bule. Bukan bule istrinya pakde kamu ya. Aaaaak.

Nah, karena tingkat keramahannya yang teramat tinggi itu, secara sadar atau nggak, terlalu banyak kalimat kurang efektif yang artinya sendiri ambigu yang dilontarkan penjual kepada kamu, calon pembelinya.

1. “Boleh Mas/Mbak/Kak”

Ini aneh. Apanya yang boleh? Boleh dipilih? Boleh dirampok? Atau Mbaknya boleh dibawa pulang?

Intinya, Mbak-mbak yang berdiri di depan toko dan bilang “Boleh Mas” itu menurut MBDC aneh banget sih. Coba deh sekali-kali kamu samperin dan ngomong, “Apanya Mbak yang boleh? Boleh dicobain Mbaknya? Apa boleh dijarah tokonya?”

2. “10 Ribu 3, 10 Ribu 3”

Emang siapa yang nanyain harga barang jualannya sih? Biasanya yang gini-gini suka dateng masuk ke bus pas kamu lagi tur di luar kota.

3. “Yak Dengan Delivery Service Restoran xxx Ada yang Bisa Dibantu?”

Udah jelas nomer telpon kantor dengan nomer telpon delivery service itu beda. Dan umumnya, si Mas/Mbaknya juga udah memperjelas dengan kata-kata “delivery service” di depan. Ya terus? Ada gitu orang yang nelpon delivery service buat nanyain nomer togel?

Apa? Kamu pernah? Aduh…….

4. “Mau Sekalian Beli CD Lagunya Mas?”

Hmmm.. emang jaman sekarang sektor bisnis dari segala jenis perusahaan sudah berkembang sih. Cuma. Hmmm. Males ajasih kalau bela-belain makan di restoran waralaba buat beli CD music grup band atopenyanyi cilik yang akil baligh kecepetan dengannyanyiin lagu-lagu cinta padahal kencing aja belom lurus.

Itu ajasih kata-kata yang sebenernya kurang penting menurut MBDC. Mau penting gak penting kata-katanya penjual, kamu harus tetap punya ilmu tawar menawar yang baik.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar