Halaman

Rabu, 13 Agustus 2014

10 Fakta Unik Manchester United vs Liverpool

10 Fakta Unik Manchester United vs Liverpool


Pertemuan antara Manchester United dan Liverpool kerap disebut-sebut sebagai partai terbesar di Inggris. Wajar karena keduanya merupakan tim paling sukses di ranah Britania. Berikut ini adalah fakta-fakta menarik tentang pertemuan kedua tim tersukses di Negeri Ratu Elizabeth itu.

1. Pertemuan Pertama Kedua Tim
Ini adalah awal dari sejarah Manchester United dan Liverpool dalam dunia sepakbola. Kedua tim pertama kali bertemu pada 28 April 1894 lalu. Saat itu, Liverpool keluar sebagai pemenang setelah menumbangkan Manchester United yang ketika itu masih bernama Newton Heath dengan skor 2-0.

2. Manchester United dan Liverpool adalah Rival Abadi
Jika ditarik ke belakang, rivalitas Liverpool dan MU ini tak bermula dari urusan lapangan semata. Dunia bisnislah yang pertama kali membuat api rivalitas menggelora dalam sejarah dua klub tersebut. Sekitar tahun 1890-an, sebuah pelabuhan dibangun di kota Manchester. 

Ini membuat pelabuhan kapal yang berada di Liverpool menjadi sepi dan mengakibatkan banyak orang kehilangan pekerjaan. Rasa benci para scousers terhadap manchunian pun merembet ke dunia olahraga. Liverpool menguasai sepakbola Inggris di era 1973 sampai 1990. Sedangkan United mulai menjadi penguasa di awal 1990 an hingga sekarang. Sebagai dua klub tersukses di Inggris, tentu selalu ada aroma persaingan yang tinggi diantara kedua tim.

3. Pemegang Title Terbanyak di Liga Inggris
Dulu di awal abad ke-21, semua Liverpudlians pasti akan membanggakan “18 times” kepada fans United. Kini semua cerita tersebut sudah berbeda. Butuh belasan tahun bagi United untuk dapat melewati rekor gemilang tersebut. Dan di tahun 2011, United menggenapi kedigdayaan mereka di Barclays Premier League dengan menjadi pemegang trophy terbanyak di BPL. 

Fans dari kedua belah pihak pasti masih ingat dengan sekelompok kecil pendukung The Red Devils yang menaruh banner “19 times” di Anfield ketika mereka berhasil menjadi juara untuk membalas banner “comeback when you’ve won 18” di tahun 1994.

4. Kasus Luis Suarez dan Patrice Evra
Kick racism out of football, they said. Persaingan antara Suarez dan Evra mungkin masih akan berlajut. Kasus diantara mereka berdua kurang lebih hampir sama dengan kasus Andre Santos. Kultur bertukar kostum ketika half-time dari Brazil yang dibawa oleh Santos ke Inggris menuai banyak kecaman. 

Begitupun dengan kasus Suarez vs Evra dimana bagi orang Uruguay, sebutan tersebut adalah sapaan biasa. Namun striker Uruguay tersebut maupun Santos harusnya sadar bahwa dimana langit dijunjung, disitu kaki dipijak. Akibat kenakalan Suarez tersebut, tentu masih akan ada rasa benci dari Pat yang menganggap dirinya sebagai korban rasisme.

5. Glory! You’ll Never Walk Alone!
Sudah liat iklan yang menampilkan kedua belah tim bersamaan? Bagaimana respon anda? Apakah menurut anda itu tanda bahwa rivalitas diantara kedua tim sudah lebih mereda? Ya hanya mereka yang tahu. Namun saya menilai bahwa iklan tersebut tidak akan membuat persaingan mereka menjadi tidak sepanas dulu. 

Di balik kontroversi dan persaingan yang lalu, kita para fans di Indonesia bisa meniru apa yang sudah terjadi. Adu banter sih sah-sah saja karena ini adalah sepakbola. Justru di situlah salah satu nilai keindahan olahraga ini. Tapi apalah keuntungan yang didapat bila sampai beradu fisik? Just in case you forgot, we are not scousers or manchunian.

6. Keputusan Wasit
Bermain di mana pun, berapa pun papan skornya, atau bagaimana jalannya laga, fans Liverpool menganggap keputusan wasit kerap kali hanya menguntungkan MU daripada Liverpool. Bahkan September 2012 lalu wasit Phil Dowd dicaci habis-habisan setelah keputusnnya mengusir Jonjo Shelvey dan tidak menunjuk titik penalti saat Suarez dijatuhkan di kotak penalti. Liverpool memang sering sekali menjadi korban keputusan wasit, tapi hal itu lebih sering muncul saat bentrok dengan MU.

7. Nyanyian dan Sorakan Negatif
Saling mencemooh soal kejadian-kejadian pahit kedua klub adalah sesuatu yang kerap terjadi antara dua pendukung. Pendukung MU masih tetap menyanyikan lagu-lagu yang menyinggung tragedi Hillsborough, meski pendukung Liverpool dinyatakan bukan biang keladi insiden yang menewaskan 96 orang itu.

Sebagai balasan, The Kop kerap membawa-bawa tragedi jatuhnya pesawat MU di Munich sekitar enam dekade lalu. Sorakan-sorakan ini akan terus terjadi menambah bumbu-bumbu rivalitas dua klub besar Inggris ini. Namun, hal ini mendapatkan kecaman dari beberapa pihak karena menyinggung keluarga dari para korban. Tapi tetap saja cemoohan tetap terdengar saat kedua tim bentrok.

8. Suporter Sering Mencemooh Pemain
Tidak semua suporter Liverpool suka dengan pemainnya sendiri. Tapi hal itu akan berubah ketika Manchester United menginjakan kaki ke Anfield. Mereka akan membela habis-habisan pemainnya. Pemain Liverpool memang sering jadi bulan-bulanan suporter MU, Steven Gerrard, Robbie Fowler dan paling anyar Luis Suarez. Tapi The Kop selalu siap berdiri di belakang mereka. Satu atau dua gol dari penyerang Uruguay itu nampaknya bisa membuat Liverpudlians senang.

9. Pemain yang "berkhianat"
Haram hukumnya pemain pindah dari Liverpool ke MU ataupun sebaliknya. Hal ini tak pernah terjadi dalam 49 tahun terakhir. Pemain terakhir yang memiliki "nyali" untuk berkhianat adalah Phil Chisnall. Ia pindah dari Old Trafford ke Anfield. Total, cuma ada sembilan pemain yang berani menyebrangi kedua klub. Namun, ada juga sejumlah pemain yang pernah membela kedua klub, tapi tidak melalui proses transfer di antara keduanya. Mereka adalah Paul Ince, Peter Beardsley dan Michael Owen.

Berikut ini daftar perpindahan radikal pemain dari kedua klub sejauh ini:
  • Agustus 1912, Tom Chorlton (Liverpool) ke Manchester United. 
  • November 1913, Jackie Sheldon (Manchester United) ke Liverpool. 
  • September 1920, Tom Miller (Liverpool) ke Manchester United. 
  • Mei 1921, Fred Hopkin (Manchester United) ke Liverpool. 
  • Februari 1929, Tommy Reid (Liverpool) ke Manchester United. 
  • Januari 1938, Ted Savage (Liverpool) ke Manchester United. 
  • November 1938, Allenby Chilton (Liverpool) ke Manchester United. 
  • Februari 1954, Thomas McNulty (Manchester United) ke Liverpool. 
  • April 1964, Phil Chisnail (Manchester United) ke Liverpool.
10. Lima Laga Paling Panas
Ada banyak hal di antara rivalitas keduanya tapi beberapa laga panas berikut cukup mewakili gambaran persaingan kedua tim.
  • 24 Januari 1999: “Treble Winner Pertama United” (Manchester United 2-1 Liverpool)
Musim 1999 tidak akan dilupakan fans United. Tiga gelar yang diperoleh United di ajang Liga Premier, FA Cup, dan European Cup dibumbui dengan kemenangan penting atas Liverpool pada putaran ke-empat FA Cup.
  • 17 Desember 2000: “Pernyataan Fenomenal Houllier” (Manchester United 0-1 Liverpool)
United selalu menang atas Liverpool selama sepuluh pertandingan terakhir kala itu. Yang menarik adalah sebuah pernyataan fenomenal dari manajer Liverpool saat itu, Gerard Houllier, yang dilontarkan sebelum pertandingan. “Kita akan mengalahkan mereka suatu hari nanti, saya bersumpah!”, ujar Houllier yang membakar semangat. Pernyataan itu terbukti berhasil mengakhiri tradisi kemenangan United atas Liverpool.
  • 22 Januari 2006: “Gary Neville dan Selebrasi Provokatif” (Manchester United 1-0 Liverpool)
Laga ini menjadi alasan mengapa para fans setan merah begitu mencintai mantan skipper United ini. Terutama cara ia mengajari fans Liverpool tentang arti rasa terhina yang sebenarnya. Gol tercipta dan Neville melakukan selebrasi tepat di depan pendukung Liverpool. Selebrasi ini berimbas denda sebesar £5000 kepada Neville dan tentu saja memicu kekacauan setelah pertandingan berakhir.
  • 23 Maret 2008: “Mascherano Keluar, Liverpool Rata” (Manchester United 3-0 Liverpool)
Diusirnya Javier Mascherano benar-benar membawa kehancuran bagi Liverpool kala itu. Wayne Rooney, Cristiano Ronaldo, serta Ryan Giggs benar-benar leluasa dalam membombardir pertahanan Liverpool. Di akhir musim United berhasil memastikan tim mereka merajai daratan Inggris dan Eropa.
  • 14 Maret 2009: “Pembantaian di Old Trafford” (Manchester United 1-4 Liverpool
Kekalahan dari Liverpool di musim 2008/2009 adalah salah satu yang paling parah pada era sepak bola modern. Laga ini patut dikenang dengan suguhan duel antara Torres dan Vidic.

Jika melihat sejumlah hal tersebut, memang benar adanya pernyataan "Sepak bola bukan hanya soal hidup dan mati". Pertemuan keduanya bukan sekadar soal prestasi masing-masing tim, tapi akan selalu diingat sebagai tonggak sejarah rivalitas sejati dua kota besar di wilayah barat Inggris itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar